About College: Minat vs. Prospek Kerja

Hi There!

Sekarang aku mau bahas tentang pilihan setelah lulus Sekolah Menengah. Memang sih, LULUS merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi kita. Namun, kelulusan kita dalam mengenyam pendidikan bisa menjadi Suatu Masalah yang Baru. Dan saat itu pula kita (mau tak mau) akan bertanya dalam diri kita:

“Apa yang akan saya lakukan setelah lulus?”

Nah, kita sedang menghadapi masalah baru (Seakan – akan kita menerima Quest baru dalam game RPG, atau juga seakan – akan kita sedang melawan Big Boss dalam game Adventure *haish, lupakan). Mungkin beberapa pertanyaan ini bisa jadi berada dalam diri kalian, for example:

  • Buat kalian yang SMA, habis lulus kalian mau kuliah di mana?
  • Jika kalian seorang SMK, kalian akan kuliah atau kerja?
  • Atau apabila kalian telah lulus Tugas Akhir dan menjelang Wisuda, setelah ini kalian mau bekerja atau berwirausaha?

Nah, setelah ada mendalami pertanyaan di atas, kalian pasti akan memilih di antara banyak pilihan yang ada. Kali ini aku akan mengambil contoh sebagai siswa SMA, di mana ada seorang siswa yang bernama Derp akan lulus dari SMA-nya.

Dia bingung dalam memilih universitas yang sesuai bagi dia. Banyak pengaruh dari luar yang membuat dia berpikir berkali2, misalnya, “Hey, Derp. Abis ini mending masuk ST** aja. Soalnya kalo kamu dah lulus, kamu dapet kerja enak. Dapet uang banyak lagi” atau mungkin bisa seperti ini, “Hey, Derp. Mending kamu masuk Fakultas xxx Universitas xxx. Soalnya alumninya sukses2, trus kerjamu enak”, dan masih banyak lagi deh. Jika si Derp hanya mementingkan prospek kerja (seperti yang diceritakan teman2nya) maka untuk kedepannya, si Derp hanya akan mengejar Goal (baca: Prospek Kerja) dan itu sangat melelahkan dan membosankan, dan Derp takkan menjadi seseorang yang menonjol. Dikarenakan Derp hanya mengejar prestasinya atas dasar formalitas. Bahkan kalau mentalnya gak kuat, ha ha ha He’s like on the graveyard. Dia mudah depresi dan kariernya akan berantakan.

Beda lagi kalo kita punya interest di suatu bidang, dan kita berkeinginan untuk mengembangkannya. Misalnya, meskipun si Derp gak terlalu pandai, tapi Derp punya hobi maenan photoshop (kalo anak Kaskus sih nyebutnya sotosop 😛 ). Dan dia terus menggali bakatnya. Sebagai tindak lanjutnya, lambat laun ia tau kalo di sebuah Universitas ada jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), dan ia berminat masuk ke sana. Menurutku, itu pilihan yang lebih baik daripada harus mengejar prospek kerja yang belum tentu kita dapat meraihnya. Mengapa? Karena, bila si Derp memilih tujuannya berdasarkan minat, Derp pasti akan mengerjakannya dengan senang hati (karena yang Derp kerjakan adalah hobinya). Dan perlu kita ketahui, pekerjaan yang sulit sekalipun, apabila kita senang dan mencintai pekerjaan tersebut, maka kita akan mengerjakannya dengan mudah. 😀

Sekian dari postku. Maaf ya kalo tulisanku “belepotan”, hehe. Kalo kalian masih kagak ngarti, nih aku kasih salah satu contoh video. Barangkali kamu lebih ngerti.

 

See ya!

Leave a comment